Langsung ke konten utama

Petualangan Budi dan Meong di Hutan

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Budi. Ia memiliki seekor kucing bernama Meong yang selalu menemaninya bermain. Setiap sore, Budi dan Meong suka menjelajahi hutan di dekat desa. Mereka menemukan banyak hal menarik, seperti bunga berwarna-warni dan burung-burung yang berkicau riang. Budi merasa bahagia karena petualangan ini membuatnya lebih dekat dengan alam.

Suatu hari, saat mereka menjelajahi hutan, Budi melihat sebuah sungai kecil yang jernih. Ia memutuskan untuk bermain air sambil Meong mengawasi dari tepi. Tiba-tiba, Budi melihat seekor ikan kecil terjebak di antara batu-batu. Tanpa ragu, ia membantu ikan itu kembali ke air. Ikan itu melompat kegirangan dan seolah berterima kasih kepada Budi. Dari situ, Budi belajar bahwa membantu makhluk lain, sekecil apa pun, dapat membawa kebahagiaan dan rasa syukur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Rasulullah SAW

Ada seorang pengemis buta di sudut pasar Madinah. Pengemis Yahudi tersebut merasa jijik dan muak bila mendengar orang menyebut nama Muhammad. Bahkan, ia menuduh Nabi Muhammad sebagai tukang sihir dan pembohong besar. Pengemis itu sering berkata bahwa siapa pun mesti mewaspadai sosok bernama Muhammad. Baca artikel detikhikmah, "Kisah Kesabaran Rasulullah dan Pengemis Buta yang Membencinya" selengkapnya  https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-6373312/kisah-kesabaran-rasulullah-dan-pengemis-buta-yang-membencinya . Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/   Rasulullah SAW sama sekali tak membenci dan dendam kepadanya. Beliau hanya tersenyum dan selalu bersikap lembut terhadapnya. Nabi juga rela meluangkan waktu setiap pagi untuk menyuapkan makanan kepada pengemis buta tersebut. Kebiasaan tersebut terus berlanjut, dan si pengemis itu tidak tahu bahwa yang menyuapinya makanan setiap hari ialah Nabi Muhammad, orang yang ia benci. Setelah Rasulullah wafat, tak ada ...

Puisi Aku

Dalam langkah kecil yang berani, Ku jejakkan harapan di atas bumi, Matahari menyapa dengan sinar hangat, Menceritakan kisah yang tak pernah padat. Di balik senyum, ada cerita tersimpan, Tentang mimpi yang takkan pudar, Rindu yang menggelora di setiap detakan, Langit yang luas, aku ingin terbang tinggi, meraih bintang. Kadang gelap, kadang cerah, Hidupku adalah lukisan warna-warni, Dengan tinta perjuangan dan tawa, Aku ukir setiap detik, menjadikannya berharga. Setiap goresan waktu membentuk diri, Dalam perjalanan yang penuh arti, Aku adalah aku, utuh dan bebas, Menari dalam ritme hati, tanpa batas. 

Cerita Kancil dan Buaya

  Pada suatu hari, Kancil menyeberangi sungai untuk pergi ke hutan guna mencari makan. Setelah Kancil kenyang, tiba-tiba hujan turun dengan sangat lebat hingga membuat sungai banjir. Kancil yang tak bisa menyebrangi sungai lantas meminta bantuan pada Buaya yang berada di tepi sungai. Kancil menawarkan kesepakatan menjadi sahabat sehati sejiwa jika Buaya membantu Kancil menyeberangi sungai. Buaya tak langsung percaya pada tawaran Kancil tersebut. Buaya yang merasa ragu, bertanya kembali apa hubungan mereka jika Buaya membantu Kancil. Kancil konsisten dengan jawaban bahwa mereka akan menjadi sahabat sehati sejiwa. Jawaban Kancil yang konsisten lantas membuat Buaya setuju dan membawa Kancil menyeberangi sungai di atas punggungnya. Selama perjalanan, Buaya beberapa kali bertanya apa hubungan mereka. Kancil pun selalu menjawab bahwa mereka sahabat sehati sejiwa.