Langsung ke konten utama

Petualangan Ajaib Siput Kecil

 




Matahari bersinar cerah di hutan rimba Kalimantan. Anak-anak binatang berkumpul di pohon besar, saling berbagi cerita. Angsa yang pergi ke taman ria, Katak yang mengunjungi saudaranya di kota, atau Kelinci yang gembira menemukan kebun wortel. Semuanya beranggapan, cerita petualangan dirinya yang paling hebat!

Hanya Siput kecil yang tidak ikut bercerita. Diam-diam ia keluar dari kerumunan. Ia merasa iri terhadap binatang lain. Kalau saja bisa terbang atau bisa melompat dan berlari kencang, ia akan berkunjung ke tempat-tempat jauh. Pasti banyak cerita seru.

“Huh, gara-gara cangkang ini, jalanku lambat sehingga tak bisa pergi ke mana-mana!” gerutu Siput kecil.

Tiba-tiba terdengar suara ajakan, “Ayo, ikut aku, Nak! Aku tahu suatu tempat yang dapat mengajakmu bertualang ke mana pun!”

Paman Kura-Kura membimbing Siput kecil memasuki sebuah rumah berbentuk jamur besar yang pada tudungnya terpasang tulisan “Perpustakaan”.

“Bukankah di sini hanya ada buku dan buku?” Siput kecil bingung, “Bagaimana caranya buku menemaniku bertualang ke tempat-tempat yang jauh?”

Paman Kura-Kura meletakkan sebuah buku di depan Siput kecil, “Nah, bagaimana kalau kamu mencoba bertualang ke pantai!”

Wow! Pada sampulnya terlukis sebuah pantai dengan laut biru yang indah. Siput kecil mulai membuka buku itu Pada halaman pertama terlihat bentangan air dengan ombak kecil mengempas ke pantai. Selanjutnya, ada gambar anak-anak yang bermain-main dan melumuri badan dengan pasir.

Lalu, sesuatu yang aneh terjadi. Siput kecil seperti merasakan percikan ombak di wajahnya, ia berseru heran, “Aku tidak lagi berada di perpustakaan, aku telah berada di pantai. Bagaimana semua ini bisa terjadi?”

Paman Kura-kura tersenyum, “Pengalaman tadi bisa kamu rasakan dengan syarat kamu harus menikmati bacaanmu dan membuka lebar-lebar imajinasimu!”

Siput kecil lalu pulang dari perpustakaan dengan riang. Ia singgah di rumah teman-temannya dan berkata, “Aku tadi senang sekali, baru saja aku melakukan petualangan ke Pantai! Asyik sekali! Kalian bisa main air sepuasnya dan merasakan air membasahi jari-jari kaki.”

Dan sejak itu, Siput kecil rajin ke perpustakaan. Sekarang ia mahir bercerita tentang tempat-tempat yang asing dan jauh. Bercerita tentang menara tinggi di Paris, Hutan Amazon, atau Sungai Nil di Mesir. Di perpustakaan juga banyak buku ilmu pengetahuan lainnya. Siput kecil kini senang membaca. Ia sadar, membaca itu banyak manfaatnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Rasulullah SAW

Ada seorang pengemis buta di sudut pasar Madinah. Pengemis Yahudi tersebut merasa jijik dan muak bila mendengar orang menyebut nama Muhammad. Bahkan, ia menuduh Nabi Muhammad sebagai tukang sihir dan pembohong besar. Pengemis itu sering berkata bahwa siapa pun mesti mewaspadai sosok bernama Muhammad. Baca artikel detikhikmah, "Kisah Kesabaran Rasulullah dan Pengemis Buta yang Membencinya" selengkapnya  https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-6373312/kisah-kesabaran-rasulullah-dan-pengemis-buta-yang-membencinya . Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/   Rasulullah SAW sama sekali tak membenci dan dendam kepadanya. Beliau hanya tersenyum dan selalu bersikap lembut terhadapnya. Nabi juga rela meluangkan waktu setiap pagi untuk menyuapkan makanan kepada pengemis buta tersebut. Kebiasaan tersebut terus berlanjut, dan si pengemis itu tidak tahu bahwa yang menyuapinya makanan setiap hari ialah Nabi Muhammad, orang yang ia benci. Setelah Rasulullah wafat, tak ada ...

Puisi Aku

Dalam langkah kecil yang berani, Ku jejakkan harapan di atas bumi, Matahari menyapa dengan sinar hangat, Menceritakan kisah yang tak pernah padat. Di balik senyum, ada cerita tersimpan, Tentang mimpi yang takkan pudar, Rindu yang menggelora di setiap detakan, Langit yang luas, aku ingin terbang tinggi, meraih bintang. Kadang gelap, kadang cerah, Hidupku adalah lukisan warna-warni, Dengan tinta perjuangan dan tawa, Aku ukir setiap detik, menjadikannya berharga. Setiap goresan waktu membentuk diri, Dalam perjalanan yang penuh arti, Aku adalah aku, utuh dan bebas, Menari dalam ritme hati, tanpa batas. 

Cerita Kancil dan Buaya

  Pada suatu hari, Kancil menyeberangi sungai untuk pergi ke hutan guna mencari makan. Setelah Kancil kenyang, tiba-tiba hujan turun dengan sangat lebat hingga membuat sungai banjir. Kancil yang tak bisa menyebrangi sungai lantas meminta bantuan pada Buaya yang berada di tepi sungai. Kancil menawarkan kesepakatan menjadi sahabat sehati sejiwa jika Buaya membantu Kancil menyeberangi sungai. Buaya tak langsung percaya pada tawaran Kancil tersebut. Buaya yang merasa ragu, bertanya kembali apa hubungan mereka jika Buaya membantu Kancil. Kancil konsisten dengan jawaban bahwa mereka akan menjadi sahabat sehati sejiwa. Jawaban Kancil yang konsisten lantas membuat Buaya setuju dan membawa Kancil menyeberangi sungai di atas punggungnya. Selama perjalanan, Buaya beberapa kali bertanya apa hubungan mereka. Kancil pun selalu menjawab bahwa mereka sahabat sehati sejiwa.